Sinopsis The K2 Episode 1 Part 1

Sinopsis The K2 Episode 1 Part 1



 
Cerita dimulai dari seorang gadis kecil yang sedang berbaring, ia tidak bisa tidur. kemudian ia memutuskan untuk bangun dan berdoa sambil memejamkan matanya. sekilas ia melihat cahaya menerangi jendela sekilas. "ayah" serunya... gadis itu berlari keluar darin kamarnya dan menuruni tangga. "ayah?" tanyanya... namun tidak ada suara yang menyahut.. ia berjalan menuju kamar orang tuanya, gadis itu melihat sinar yang bergerak-gerak dari celah pintu bagian bawah. ia berjalan perlahan.. "ibu?" panggilnya, namun tetap tak ada suara yang menyahut. "ibu" panggilnya lagi. gadis itu membuka pintu kamar orang tuanya... detik kemudian ia melihat ibunya tergeletak dengan obat-obatan yang tumpah di sampingnya. ia memandangi ibunya. gadis itu melihat sekilas jendela kamar yang terbuka lebar. tirainya berkibar terkena angin.. si gadis memanggil ibunya.. ia menangis... di belakangnya terlihat sosok seseorang. orang itu mendekati si gadis.. dan gadis itu kemudian berteriak....





sebuah mobil melaju kencang di jalanan yang sepi. mobil itu berhenti di sebuah gereja yang terpencil. seorang wanita berjas mengajak gadis kecil turun dan mengajaknya masuk ke dalam gereja. seorang biarawati tua menemui mereka. wanita berjas menyerahkan si gadis pada biarawati tua itu. kemudian wanita berjas pergi...
biarawati tua melihat si gadis dengan tatapan tajam, gadis itu menunduk diam. kemudian mereka berjalan menyusuri lorong gereja. gadis itu melihat dunia luar, ia menitikkan air mata....


beberapa tahun kemudian


seorang wanita muda memakai gaun putih berusaha menyelinap keluar dari gereja. dan usahanya berhasil. ia mampu mencapai jalan raya tanpa menggunakan alas kaki. dia adalah Ko An Na. An Na melihat mobil sedang ,melewati jalan, ia hendak ikut menumpang, namun pengemudi mobil itu tetap melajukan mobilnya. An Na tiba di perkotaan, ia turun dari sebuah mobil. An Na kemudian berlari di trotoar dengan terus menerus menengok ke belakang seolah ada yang mengejarnya. ia berlari menyebrang jalan, untungnya saat itu lampu merah menyala. ia menyebrang dengan berlari ketakutan. tak sengaja An Na menabrak seorang laki-laki. karena tabrakan itu, beberapa uang receh jatuh tercecer. An Na terkejut. ia kemudian memunguti uang receh di jalan raya. saat itu lampu hijau menyala... semua mobil membunyikan klakson meminta agar An Na minggir.

 
sementara di sebuah kamar. seorang pria berada di atas kasur dengan tubuh bersimbah darah. kamarnya penuh bercak darah. pria itu kemudian terbangun dengan menahan sakit. bagian perutnya dibalut perban, namun darah masih merembes keluar mengotori kasurnya saat ia bangun dari kasur. tubuh dan wajahnya penuh luka dan berdarah. ia duduk dan minum sebentar lalu berdiri mengintip keluar melalui jendela. dia adalah Kim Je Ha.


saat sore hari, Je Ha berjalan menyusui trotoar dengan menutupi kepalanya. seorang pengemis yang duduk di trotoar meminta sesuatu, namun Je Ha tidak menghiraukan. pengemis itu mencoba mengganggunya. Je Ha menepis tangan pengemis lalu pergi. Je Ha melihat kamera CCTV, ia kemudian menundukkan kepalanya. Je Ha melanjutkan jalannya. beberapa saat kemudian seorang wanita mendekatinya. mencoba merayu Je Ha. yang dirayu tidak berkata apa-apa. Je Ha mencoba menghindari wanita itu. seorang laki-laki mendekati mereka berdua. bertanya apa yang terjadi. Je Ha tidak menyahut, ia menghindari kamera CCTV. laki-laki itu hendak memukul Je Ha namun si wanita melarang, sedangkan Je Ha meneruskan perjalanannya. "apa yang kau lakukan dengan laki-laki itu?" tanya pria pada perempuan tersebut... Je Ha tidak menghiraukan

Je Ha menyusuri jalan hingga malam tiba.


sementara An Na tetap berlari sambil sesekali melihat ke belakang. ia kemudian menuruni tangga masuk ke sebuah stasiun kereta bawah tanah... dua orang laki-laki sedang duduk di dalam mobil, salah satu dari mereka mengenali An Na. "itu dia" katanya. mereka kemudian keluar dari mobil, salah satunya mengikuti An Na memasuki stasiun kereta bawah tanah.

An Na menuju ke tempat pembelian tiket, ia membeli tiket dengan uang receh yang ia bawa. penjual tiketnya melayani dengan enggan (mungkin karena melihat penampilan An Na yang awut-awutan). An Na meminta agar tiketnya cepat diberikan. ia kalut dan ketakutan. "cepat" pintanya. kemudian penjual tiket mengeluarkan tiketnya. An Na segera mengambil tiketnya dan berlari masuk. sementara laki-laki yang tadi melihatnya dan mengejarnya sudah sampai di dalam stasiun, ia melihat kesana-kemari mencari keberadaan An Na.


An Na berlari ketakutan, tidak sengaja ia bertabrakan dengan Je Ha, An Na terjatuh. ia terengah engah meminta maaf dalam bahasa korea, kemudian meminta maaf lagi dalam bahasa Spanyol. Je Ha terkejut karena wanita yang bertabrakan dengannya berbicara dengan bahasa Korea. "kau tidak apa-apa?" tanya Je Ha dalam bahasa Korea. An Na sekarang yang terkejut "kau orang Korea?" tanya An Na. Je Ha mengulurkan tangannya menolong An Na untuk berdiri. An Na menyambar tangan Je Ha

"tuan, tolong aku, beberapa orang yang jahat mencoba menangkapku. tolong selamatkan aku" pinta An Na sambil ketakutan. Je Ha sendiri ketakutan. ia melihat setiap kamera CCTV yang terpasang di stasiun kereta itu. ia meghindari tertangkap kamera CCTV. Je Ha tidak menghiraukan permintaan An Na. ia tetap melangkah. AN Na memegangi lengan Je Ha.
"tolong, selamatkan aku, tolonglah aku" An Na mengemis memohon pertolongan dengan suara bergetar dan ketakutan. Je Ha tidak melakukan apapun, ia menyingkirkan tangan An Na...An Na memegang tangan Je Ha lagi, meminta diselamatkan, Je Ha mendorong An Na hingga terjatuh. An Na memegangi kaki Je Ha, saat itu laki-laki yang mengejar An Na sudah terlihat, An Na melihatnya kemudian berdiri dan berlari ketakutan meninggalkan Je Ha, sementara Je Ha yang masa bodoh pada An Na, melihat An Na yang berlari menuruni tangga. Je Ha berjalan menjauh, laki-laki yang mengejar An Na melihat sekilas ke arah Je Ha.


An Na berlari cepat dengan suara terengah-engah, ia berada di tempat kedatangan dan pemberangkatan  kereta. gaun putihnya terlihat sangat kotor. ia lalu bersembunyi di belakang tiang penyangga yang besar. pria yang mengejarnya sampai juga ditempat ia bersembunyi. pria itu melihat ke sekitar. An Na mengatur nafasnya. ia berjalan perlahan dibelakang tiang. pria itu tak bisa melihatnya. kemudian pria itu pergi menjauh. An Na bernafas lega, namun suara napasnya yang ia keluarkan terdengar oleh pria itu. An Na masih terengah-engah di tempatnya bersembunyi. pria yang mencarinya akhirnya melihatnya, menemukannya


"nona, permainan petak umpetnya sudah selesai, ayo kita kembali ke rumah" kata pria itu. An Na menolak "kau mulai menggangguku" ujar pria itu marah. An Na seketika berlari, pria itu memegang lengan An Na "tenanglah" bentaknya. An na meronta melepaskan tangannya dari cengkeraman pria itu.


"hentikan" kata seseorang. dia adalah Je Ha, yang memegang bahu pria itu. "cepat pergilah" perintah Je Ha pada An Na dalam bahasa Korea. An Na terdiam, ia kemudian melepaskan tangannya dari pria itu dan pergi bersembunyi. sementara pria itu bertarung dengan Je Ha. An Na mengintip mereka dari balik tiang. dari pertarungan itu, Je Ha terjatuh. An Na kembali berlari, pria itu mengejarnya lagi. Je Ha berdiri dan berlari menolong An Na. Je Ha berhasil menghentikan langkah pria itu, keduanya kembali bertarung mengadu kekuatan. dalam pertarungan kedua, Je Ha menggunakan segenap kekuatannya. akhirnya Je Ha berhasil menaklukan pria itu. Je Ha mencek*k leher pria itu dengan lengannya. hingga pria itu tak bergerak. Je Ha memeriksa dompet pria itu. saat ada lencana polisi dalam dompetnya, Je Ha mengumpat... ia membawa dompet itu.


naasnya, kejadian itu tertangkap oleh kamera CCTV keamanan stasiun. penjaga CCTV menelpon bagian kemanan dan memberitahukan kalau ada perampok di podium 2. Je Ha pergi dengan wajah tertunduk... ia naik ke lantai atas. An Na melihatnya, ia kemudian memohon untuk menolongnya...
"tuan, ayahku ada di Madrid. ku mohon bawa aku ke sana" pinta An Na. Je Ha berkata bahwa ia tidak akan mengantarkannya. ia meminta agar An Na pergi. An Na menjawab kalau ia tidak berbohong, ayahnya akan memberinya hadiah. "aku berkata jujur" ucap An Na, ia menjelaskan kalau orang jahat mengejarnya. Je Ha berkata kalau seorang polisi mengejar An Na bukankah itu artinya An Na melakukan kesalahan. ia tidak mau membantu An Na.


"hei kau" teriak petugas keamanan pada keduanya. Je Ha melihat dua petugas keamanan. An Na memohon pertolongan. "pergilah" perintah Je Ha. kemudian An Na berlari dengan kakinya yang penuh luka. dua orang petugas keamanan mendekati Je Ha. "ada yang ingin kami tanyakan" kata seorang petugas. Je Ha melihat kedua petugas itu, salah satu membawa pistol yang lainnya membawa pentungan. Je Ha maju dan bertarung melawan keduanya. Je Ha berhasil melumpuhkan kedua petugas itu. mereka kesakitan. Je Ha berjalan meninggalkan mereka. Je Ha berhasil keluar dari stasiun bawah tanah


"oscar, oscar dimana kau?" tanya seorang pria di ponselnya... pria itu berdiri di sebelah mobil yang didalamnya duduk An Na. sementara si pria sibuk mencari temannya. An Na melihat Je Ha yang keluar dari stasiun bawah tangga, ia memukul-mukul jendela mobil, memanggil Je Ha meminta diselamatkan. "tolong selamatkan aku tuan.. tolonglah kumohon" An Na menangis memohon pertolongan..


Je Ha melihat An Na, ia tergerak ingin menolong. namun pria yang menunggu di samping mobil berkata kalau ia polisi. ia meminta Je Ha untuk pergi. Je Ha pergi dengan langkah berat. sementara An Na memukul-mukul jendela memohon diselamatkan. ia menangis... Je Ha tetap melangkah... ia masuk ke sebuah taksi, Je Ha melihat ke belakang namun akhirnya berkata pada supir taksi "tolong antarkan ke bandara" kemudian taksi itu berjalan. melihat taksi yang dinaiki Je Ha menjauh. An Na semakin kencang menangis... siapakah An Na? kenapa dia dikejar oleh polisi? lanjut ke sinopsis The K2 Episode 1 part 2



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis The K2 Episode 1 Part 1"

Post a Comment