Sinopsis 38 Task Force Episode 1 Part 2
sebelumnya di
Sinopsis 38 Task Force, Sung Il dan timnya bekerja di divisi pembayaran
pajak. jika ada yang menunggak, tim Sung Il yang bertugas menggeldah dan
mengeksekusi. namun timnya selalu mendapat penolakan dan perlakuan tak
menyenangkan dari penunggak pajak
Sinopsis 38 Task Force Episode 1 Part 2.
Sung Il dan anak
buahnya menggeledah rumah penunggak pajak terbanyak yaitu Ma Jin Seuk,
sayangnya sudah ada yang membocorkan bahwa rumahnya akan deigeledah. Ma Jin
Seuk menghubungi istrinya yang ada di apartemen bahwa akan ada petugas pajak, ia
menyuruh istrinya menyembunyikan semua barang berharga. Si istri pun menurut,
ia menyembunyikan banyak perhiasan, emas, uang, jam tangan di semua perabotan
rumah tangga, dimasukkan ke oven, microwave, mesin cuci, disimpan di bawah
sofa/tempat tidur.
Sayangnya, Sung Il
yang sudah biasa menangani para penunggak pajak menemukan semua yang
disembunyikan, ia beserta anak buahnya menyegel parabotan dan mencatat semua
barang berharga yang ditemukan.
Ma Jin Seuk tiba
di apartemennya. Ia bertanya kenapa banyak orang di rumahnya. Sung Il
memperkenalkan diri bahwa mereka dari pajak Balai Kota. “kami menggeledah
rumahmu perihal pelanggaran pajak” lanjut Sung Il. “bukankah illegal jika
menggeledah setelah matahari terbenam? Diluar sudah gelap, kalian sedang apa?”
kata Ma Jin Seuk.
Seorang PRT
menyuguhkan minuman ke mereka, namun Ma Jin Seuk mencegahnya. Suasana terlihat
tegang “siapa suruh berikan air mereka, bukankah ini milikku? Air ini mahal. Kenapa
kamu berikan kepada mereka tanpa seizinku?” PRT tersebut meminta maaf dengan
patuh,... Ma Jin Seuk melihat Sung Il lalu beralih ke bibi PRT lagi, “bibi,
berapa gajimu sebulan?” tanyanya. “18.000 dolar sebulan” jawab bibi. Ma Jin Seuk
melihat semuanya, ia ingin mengolok Sung Il dan anak buahnya. “minumlah. Jika kau
minum semuanya, aku akan tambah 1000 dolar lagi” perintah Ma Jin Seuk. Si bibi
keruan saja tergoda, namun ia bingung. “minumlah, aku akan minum jika jadi kau”
Jin Seuk mengintimidasi.
Sung Hee mencoba
mencairkan suasana, namun dicegah oleh Sung Il. “apa yang kamu lakukan?” tanya
Sung Il. “ini bukan urusanmu” jawab Ji Seuk ketus. “mau kamu minum atau tidak?”
Jin Seuk bertanya pada bibi. “kamu harus bayar biaya sekolah anakmu, bukan? Cepat
minumlah” perintahnya lagi pada bibi. Si bibi pun meletakkan baki ke lantai dan
membuka botol minuman. Sung Hee mencegah bibi,, “tidak apa-apa” jawab bibi. Si bibi
melihat Jin Seuk dan meminum minuman itu. anak buah Sung Il hanya bisa melihat.
Ma Jin Seuk tertawa. Ia berjalan ke depan Sung Il, Ma Jin Seuk membicarakan
soal kekuatan uang “yang dia lakukan itu karena uang” jin Seuk mengambil salah
satu tanda segel di perabotannya. “jadi karena ini kalian merasa berkuasa?”
tanyanya.. semua terdiam merasa kesal. “kalian dan bibi ini sama saja. Kalian lakukan
apa saja demi uang. Lantas kalian buat keributan disini? Ini ambil. Ini ambil,,,”
Ma Jin Seuk melempar-lemparkan uang. “apa-apaan ini?” tanya Sung Il. “Kalau punya
bayak uang untuk dibuang, bayarlah pajak. Ini pelajaran untukmu.” Perinth Sung Il. “pelajaran? Berandal ini berani bicara begitu” Jin Seuk
meremehkan. “berandal apa? Jaga mulutmu>” Sung Il mulai terprovokasi. “kamu
yang jaga mulutmu, menurutmu hukum ada di pihakmu. Karena itu kau selancang
ini?” Ma Jin Seuk memperlihatkan pada Sung Il akan kekuasaanya. Ia mendorong-dorong
Sung Il. “uang itu menguasai hukum, hukum untuk orang-orang kaya” jelas Ma Jin
Seuk...
Sung Il melihat ke
arah bibi yang masih meminum air sebotol. Sung Il merasa kasihan melihat bibi
itu yang mulai kesusahan menelan air. Semua kemudian ikut melihat ke arah bibi.
“Baiklah, kita hentikan saja” kata Sung Il “hentikan apa? Aku tidak memaksanya,
dia yang bersedia melakukannya” sahut Jin Seuk. Si bibi sudah tak tahan lagi, ia kemudian
berhenti dan memuntahkan air ke lantai. “aih. Jorok sekali” kata Jin Seuk. Salah
satu anak buah Sung Il mendekati bibi, dan bertanya keadaanya.
“ini bukn
persetujuan kita, minum kembali” perintah Jin Seuk. “dia itu seumuran ibumu,
tunjukkan sopan santun” sergah Sung Il. “tapi dia bukan ibuku” Jin Seuk
menjawab dengan enteng. Keduanya bersitegang... sung Il ingin memukul namun
dihalangi anak buahnya. “ayo pukul aku” kata Jin Seuk menantang. Jin Seuk
kemabali meremehkan Sung Il, Sung Il tidak terima.. ia meminta kartu identitas
Ma Jin Seuk. “kartu identitas? Ini ambillah” jin Seuk melemparkan kartu
identitas ke Sung Il. Sung Hee yang berada disebelah kanan Jin Seuk tidak
terima pemimpinnya diperlakukan seperti itu. “sedang apa kamu” bela Sung Hee. Jin
Seuk menghalau Sung Hee hingga membuat Sung Hee jatuh terduduk. Jin Seuk hanya
melihat sebentar, saat berbalik Sung Il menghajarnya. Semua terperangah melihat
Sung Il memukul Jin Seok....
Karena kejadian
pemukulan itu, Baek Sung Il dipanggil oleh atasanya... ia akan dilaporkan ke
komite disiplin. Sung Il merasa sedih dan tak berdaya. Ternyata Sung Hee masih
di kantor... “bapak harus lebih bersabar, bapak tidak biasanya seperti itu,
kenapa sekarang,,,” kata Sung Hee. “sebenarnya aku ingin menahan diri, tapi
memang tidak mudah.” Kat Sung Il pelan. “aku harus menjemput anakku, aku pulang
dulu. Sung Il beranjak pergi. “kami juga akan bertanggungjawab, dengan begitu
bapak tidak diskors” kata Sung Hee agak keras. Sung Il mengibaskan tangannya,
biarlah mengkin seperti itu maksudnya. Sung Hee menghela napas...
Sung Il sedang
berjalan bersama anaknya.. putrinya curhat tentang peringkatnya yang tak pernah
membaik. “itu karena kau sekelas dengan anak-anak yang sangat pintar” jawab
Sung Il. “sama sperti ayah, ayah sudah berusaha lebih baik, tapi tim ayah
selalu menjadi yang terakhir. Gaji ayah juga” jelas Sung Il. Putri Sung Il
merasa ia mewarisi semua itu dari ayahnya.
Sebuah mobil lewat
dan membuat air dijalan tersemprot dan membasahi baju putri Sung Il. “kamu
tidak apa-apa? Kamu kebasahan.” Kata Sung Il sambil membersihkan baju putrinya.
Seorang gadis di mobil bertanya “Ji Eun kamu tidak apa-apa?” Ji Eun mengenali
gadis itu “Ah Jeong” Sung Il bertanya siapa dia “dia teman sekelasku” jawab Ji
Eun. Lalu ayah dari AH Jeong keluar.. “tidak apa-apa” ternyata dia adalah Ma
Jin Seuk. “kita bertemu lagi” Jin Seuk mendekat. “astaga kamu kebasahan,
maafkan aku ya” Jin Seuk membungkukkan badan. Ji Eun tersenyum meringis. “asataga
jangan hanya minta maaf” Jin Seuk mengeluarkan lembaran uang dan memberikannya
pada Ji Eun. Ji Eun memandang ayahnya. Sung Il mengajak Putrinya pulang, namun
dicegah oleh Jin Seuk. Ia mengambil uang lebih banyak. “tidak apa” kata Sung Il
menolak uangnya. “ya, anggap saja impas, pukulanmu dengan cipratan mobilku”,,,
Jin Seuk meninggalkan mereka. Sebelum masuk mobil Jin Seuk berkata “segeralah
beli mobil, kenapa membuat putrimu lelah berjalan kaki. Tidak harus seperti
punyaku, pokoknya yang beroda empat” jin Seuk kembali meremhkan Sung Il. Kemudian
mobilnya segera pergi. “ayah tidak
apa-apa?” tanya putrinya. “ya” jawabnya. Mereka lanjut jalan lagi.
Sung Il sedang
berbaring bersama istrinya. Ia mencoba berbicara dengan istrinya yang sudah
memejamkan mata. “bagaimana kalau kita beli mobil” namun istrinya tidak
menanggapi dan menyuruh suaminya tidur...
Namun Sung Il
tidak bisa tidur, ia berdiri dan menghadap komputer mencari mobil bekas di
online... akahkan istrinya menyetujuinya?? Lanjut ke sinopsis 38 Task Force
Episode 1 Part 3
0 Response to "Sinopsis 38 Task Force Episode 1 Part 2"
Post a Comment