Sinopsis Doctors episode 1 Part 1



Plot dan pemain Doctors 

Sinopsis Doctors Episode 1 Part 1

Mereka yang ditakdirkan bertemu akhirnya tetap saja bertemu, orang yang harus ku temui ada di sini.


Disebuah rumah sakit dengan dengan semua hiruk pikuknya... seorang dokter wanita sedang mempersiapkan dirinya disebuah ruangan. Sedangkan di bagian IGD, serombongan orang berjas dan bercelana hitam masuk. Salah satu diantara mereka berjalan sambil dibopong, yang kemudian didudukkan di kursi. Dibagian telinganya banyak darah. pria lain memanggil dokter.

Kematian bukanlah hal aneh di tempat ini. Namun, kematian pasti hal yang mengejutkan terlepas dari lokasinya. Orang yang harus ku temui tidak bisa terkejut karena kematian.

“mana dokternya!” teriak salah satu pria berjas hitam. Salah satu pegawai sedang membawa troli... dan troli itu tidak sengaja terlepas dari tangannya lalu menggelinding sendiri. Pegawai lain (lebih tua) memarahi pegawai yang melepaskan troli. “tak bisakah kau mengerjakan tugas sederhana ini?” tanyanya. Tiba-tiba pria berjas hitam memegang wajah pegawai yang lebih tua. “kenapa kau tak jwab pertanyaanku tadi? Dan kau sibuk memarahi orang lain. Kau mau ku hajar” kata pria tersebut. “tidak” kata pegawai sambil ketakutan. Pria tersebut ingin menghajar pegawai. Saat si pria mengangkat tangannya, ada tangan lain yang mencegahnya. “apa-apaan kau ini?” tanya pria pada wanita itu. “kau dokter?” tanyanya lagi setelah melihat kostum dokter yang dipakai wanita itu. “kau tak lihat? Aku ini dokter” pria itu hendak melepas tangannya namun si wanita dengan kuat memelintir dan mendorong si pria hingga jatuh.


“disini tempat pasien dirawat. Kalau kau bukan pasien harap tinggalkan ruangan ini.” Kata Yoo Hye Jung, dokter wanita itu. “siapa kau bisa memerintah bosku”? jawab salah satu dari mereka. “aku orang yang akan merawat pasien ini, sudah tuhasku memeberi lingkungan yang optimal dalam merawat dia” Hye Jung berkata dengan cepat. “aku tidak mau ditangani oleh perempuan sepertimu, panggil dokter laki-laki” pria yang sakit dan duduk tadi berbicara (si bos).
“apa aku kelihatan seperti perempuan menurutmu?” tanya Hye Jung “menurutku, kau tidak berbeda dari semua pasien yang ada di atas sana. Tinggalkan ruangan ini, dan jangan ganggu pasien lain.” Perintah Hye Jung pada semua laki-laki berjas hitam. “sepertinya gadis ini tak mengerti, bawa dia keluar” perintah si bos kepada anak buahnya.
Anak buah si bos mulai membawa Hye Jung keluar. Namun Hye Jung malah bisa melumpuhkan mereka satu persatu. Meskipun dia wanita dan dikeroyok beberapa laki-laki. Hye Jung pandai berkelahi, gerakannya gesit dan kuat. “maaf, aku akan menangani dan merawat kalian yang terluka” katanya pada semua pria yang berkelahi dengannya.

Tiba-tiba si bos jatuh dan tak sadarkan diri, semua anak buahnya mengerubuti dan mengkhawatirkan si bos. “pergilah dari sini... apa kau ingin dia mati?” tanya Hye Jun... “terserah kau saja, tapi jika terjadi sesuatu padanya. Akan kuhabisi kau” ancam pria yang tertua.... “baik mari kta mulai” perintah Hye Jun.

13 Tahun yang lalu.....

Hye Jun duduk disebuah kursi di ruang guru sambil mendengarkan musik. Seorang guru wanita mendekatinya, menyuruhnya melepas headset yang dia pakai. Namun Hye Jun tak menghiraukan guru itu. Guru wanita itu kesal dengan tingkah laku Hye Jun yang bandel dan tidak hormat pada guru. Hingga si guru memukul Hye Jun berkali-kali... “ini adalah hadiah terakhirku untukmu, aku senang bisa mengeluarkanmu.... tapi ayahmu masih datang dan memohon demi seorang putri yang tidak berguna seperti kau, jadi aku membiarkanmu” kata guru itu dengan kesal. Hye Jun dengan wajah tak merasa bersalah sama sekali keluar dari ruang guru. Saat hendak keluar, Guru wanita menghentikan Hye Jun. Seharusnya kau berterimakasih... Hye Jun bukannya berterimakasih malah mengancam guru itu. hingga si guru akan menampar Hye Jun, dengan sigap Hye Jun menangkap tangan guru dan berkata aku bukan muridmu lagi. Guru itu menyumpahi Hye Jun akan masuk penjara tahun depan. Hye Jun tidak takut sedikitpun, ia malah berkata bahwa gurunya harus berhati-hati, orang sehat dalam semalam bisa sakit. Ia lalu bergegas keluar.

Saat Hye Jun keluar, ayahnya sudah menunggunya. Hye Jun minta agar ayahnya pulang saja. Namun ayah Hye Jun meminta agar anaknya masuk ke mobil. “kapan kau akan menurut, berapa lama lagi menurutmu akan akan menjagamu” kata ayahnya. “orang akan mengira kau ayah yang hebat. Ayah datang kesini dan memohon pada guruku hanya untuk membuatmu terlihat seorang ayah.” Sindir Hye Jun.


Hye Jun akhirnya mau masuk mobil dengan ayahnya. Di perjalanan, Hye Jun membuka kaca jendela,, ayahnya menutupnya dari kendali supir. Hye Jun kembali membuka kaca. Namun ayahnya menutupnya lagi. “apa yang akan kau lakukan sekarang?”  ayahnya dengan kesal bertanya. “menyia-nyiakan hidup” jawab Hye Jun sambil memakai headsetnya... “ayah berusaha bersikap baik dan berbicara denganmu” Hye Jun tidak mengindahkan perkataan ayahnya.

Ayahnya yang sudah sangat kesal dengan sikap Hye Jun akhirnya memberhentikan mobil. Ia mengambil paksa headset Hye Jun. Ayahnya memukul Hye Jun berkali-kali. “kau tahu kau sudah menyusahkan semua orang, anak nakal”,,, “bunuh saja aku, seperti yang kau lakukan pada ibu” tantang Hye Jun. “tebuslah kesalahanmu!!!” teriak Hye Jun. “kenapa kau tidak bisa menangis?” tanya ayahnya kesal. “karena perasaanku sudah mati” sahut Hye Jun. Ayahnya menurunkan tangannya, tidak jadi memukul lagi. Hye Jun memakai lagi headsetnya, dan merapikan rambut. Ia menahan air matanya...


Keduanya tiba di “Warung Makan Nenek”. “ini tempat nenek” kata Hye Jun yang terbangun dari tidurnya. Hye Jun tersadar. Ia langsung turun dari mobil dan marah pada ayahnya. “apa yang bisa kulakukan di desa yang kecil ini?” Ayahnya menurunkan semua barang-barang Hye Jun. “aku sudah capek mengurusimu”. Mata Hye Jun berkaca-kaca. “hubungan kita memang sudah berakhir, saat wanita itu pindah ke rumah kita” sahut Hye Jun. Ayahnya memarahi Hye Jun karena tidak sopan pada ibu tirinya, ia langsung masuk mobil, “jangan hubungi aku lagi” kata ayahnya sambil melemparkan amplop berisi uang. Ia langsung pergi meninggalkan Hye Jun.

Hye Jun mencoba mengejar mobil ayahnya sambil berderai air mata. “aku tidak akan membiarkanmu. Terserah kau.... aku ingin tahu kapan kau akan meninggalkanku. Ternyata inilah harinya...” Hye Jun menangis tersedu.

Neneknya keluar rumah, ia melihat Hye Jun menangis... nenek pun ikut merasa sedih. Dengan cepat ia menutupinya. “kenapa masih di sini?” tanya nenek. Hye Jun menghapus air matanya. “aku baru mau masuk” jawab Hye Jun... “mana ayahmu?” “dia pergi.” Nenek mengambil amplop yang dibuang Hye Jun. “dia sudah jauh kesini, dan pergi tanpa memberi salam atau makan malam. Contoh ayah yang mengerikan” gerutu nenek. Hye Jun mengangkat barang-barangny... nmun neneknya merebut dan membwanya ke rumah “nenek lebih kuat darimu”...

Nenek menyajikan makan malam pada Hye Jun, keduanya membahas sekolah Hye Jun. Namun Hye Jun yang sudah anti dengan sekolah tidak mau bersekolah lagi. Neneknya membujuk Hye Jun.. ‘apa nenek mau mengusirku?, tidak apa, aku sudah biasa diusir. Nenek mencoba bersikap bijak pada cucunya yang sangat bandel itu. “nenek tidak akan mengusirmu, meski kau kena masalah. Tapi jangan berkata kau akan pergi” kata nenek... “kalau aku tiga tahun lebih muda, pasti trenyuh” sahut Hye Jun sambil tersenyum. “kau ini sulit dimengerti, kau boleh berkata itu padaku. Tapi jangan ke orang lain. Kau seperti anak hilang. Semua orang akan merendahkanmu” nenek mencoba melihat dari segi pandang Hye Jun. “neneklah orang dewasa yang pertama kali mengerti aku” kata Hye Jun. Nenek membhas tentang sekolah lagi. Nenek bertanya tentang teman dan guru Hye Jun. “semoga gurumu baik-baik” do’a nenek. “aku sudah sekolah 10 tahun, tapi belum pernah ada satu pun guru yang baik.” Kata Hye Jun menggebu-gebu. Nenek tersenyum melihat Hye Jun...

Seorang laki-laki sedang bersepeda. Ia masuk sekolah. Para murid menyapanya. Ia menyapa seorang siswi bernama Seo woo. Nmun Seo Woo pura-pura tidak mendengar. Guru itu kemudian menawarkan untuk ikut bersepeda.. “ikut pak” jawab Seo Woo. Seo Woo mengejar guru yang bersepeda itu hingga sampai ke tempat parkir. “tetaplah berlari Seo Woo” kata guru itu saat melihat muridnya sudah sampai di tempat parkir. “bawa ini ke lab IPA” perintah guru sambil menyerahkan patung peraga organ tubuh manusia. “kenapa harus aku yang melakukan semua tugas bapak” tanya Seo Woo. “tak kenapa-kenapa” keduanya menjawab bersamaan. “kau sudah tau alasannya” lanjut si guru kemudian berlalu pergi.


“selalu alasannya seperti itu” kata Seo Woo.. ia berjalan di koridor kelas “biar kubantu” kata temannya sambil mengambil tas punggung Seo Woo. Seo Woo adalah anak dari presdir sebuah rumah sakit. Seo Woo menuju lab IPA untuk meletakkan patung peraga anatomi. Sedangkan temannya pergi ke kelas.

Di kelas, riuh suara murid bercanda dan bicara. Kemudian guru pria itu masuk ke kalas. Namanya adalah Hong Ji Hong (Kim Rae Won).... guru Hong memiliki cara tersendiri mendidik muridnya. Ia tidak suka memarahi muridnya, lebih suka mendekati dari hati ke hati jika ada masalah. Guru Hong mengumukan bhawa ujian semester sebentar lagi. Jadi mereka harus belajar namun jangan memaksakan diri. Seo Woo tersenyum mendengar itu. “jangan buang waktu membaca buku kalau kau tak bisa mengandalkannya” kata guru Hong. “buka bukunya....” perintahnya pada semua murid

Hye Jun masih tidur, ia terbangun dan melihat neneknya menyiram tanaman,,, Hye Jun meneruskan kembali tidurnya. Nenek mebuka pintu kamar. “tidak sekolah?” tanya nenek. “ini hari pertamaku sekolah, jadi boleh terlambat.”sahut Hye Jun malas. Nenek membuang selimut yang menutupi tubuh Hye Jun, ia menyuruh Hye Jun segera sekolah. Nenek menyiapkan baju, ia akan mengantar Hye Jun. “bagus tidak?” tanya nenek. “jelek, aku bisa pergi sendiri.”.. kata Hye Jun.

Hye Jun keluar rumah diikuti nenek. Hye Jun berkeras akan pergi sendiri. “tak apa tak pakai seragam?” tanya nenek. “tidak apa-apa. Aku sudah pernah pindah sekolah sebelumnya.” Jawab Hye Jun “tak ada yang bisa dibanggakan dari hal itu” “jangan meneriakiku, siapa yang akan baik-baik padaku, kalau nenek saja memperlakukanku begini” protes Hye Jun. Neneknya melunak...“nenek serius tak mau memberi uang?” lanjutnya... aku harus membeli seragam... nenek memberinya uang dan berpesan agar segera dibelikan seragam... Hye Jun berlalu pergi diiringi senyum neneknya.


Seo Woo pulang sekolah, ia dijemput oleh ibunya. Teman yang selalu ngintil Seo Woo namanya Chun Soon Hee.. Saat Seo woo pergi, 3 orang teman sekelas Chun Soon Hee lansung mengerubutinya mengajak pergi.

Seo Woo sedang membaca note kecil miliknya di mobil. Ibunya mengajak berbicara mengenai guru Hong. Seo Woo merasa tak bisa fokus belajar. Ibunya bertanya mengenai latar belakang pendidikan guru Hong yang pernah kuliah kedokteran di Universitas Seoul, tapi kenapa sekarang menyia-nyiakan jadi guru. Andai dia bertemu dengan ayahmu terlebih dahulu. (ortu Seo Woo presdir rumah sakit..) dia hidup sendirian, apa yang dilakukannya sepulang sekolah? Tanya ibunya. “dia suka musik, jadi pergi ke toko kaset CD.”bagaimana kau tahu? Apa kau menyukainya?” tanya ibunya. Tidak aku mengaguminya. Jawab Seo Woo. Karena selalu bicara, ibunya hampir menabrak mobil di depan mereka yang berhenti karena lampu lalin.


Di toko kaset, Hye Jun celingak-celinguk,.. di sana guru Hong sedang bertanya mengenai lagu “there She Goes”nya The La. Namun, penjual mengatakan mereka tidak mempunyai lagu itu. sedangkan Hye Jun mencoba mencuri satu kaset. Saat pergi, Guru Hong melihatnya. Tiba-tiba ia diberhentikan oleh seorang pria “hei nak, kemari”... “aku bukan anak kecil” jawab Hye Jun. “kemarikan dompetmu” pria itu memeriksa tas Hye Jun. Pria itu adalah pemilik toko kaset. Ia tauhye Jun mencuri, tapi saat tasnya dibongkar, kaset itu tak ditemukan. Pemilik toko memanggil pegawai perempuan untuk menggeledah Hye Jun. Guru Hong mendekat, ia mencoba menolong Hye Jun..... bagaimana nasib Hye Jun bila terbukti ia memang mencuri??? Lanjut ke Sinopsis Doctors Episode 1 part 2

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Doctors episode 1 Part 1"

Post a Comment